Tugas UAS



Bahan Presentasi dibuat untuk Memenuhi MatakuliahJaringan Syaraf Tiruan
Semester Genap 2018-2019


Dosen : Darwison, MT

Dio Okta Mandala
(1610951034)

Referensi :
  •  Henry Novianto, Dwi Cahyono, 2016 "Sistem Pintu Air Otomatis Menggunakan Logika Fuzzy" : Universitas Dr. Soetomo, Surabaya

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 
2019


 




Sistem Pintu Air Otomatis

Menggunakan Logika Fuzzy


1. Tujuan[kembali]
          Tujuan dari aplikasi UAS mata kuliah ini adalah merancang sistem pintu air otomatis dengan sensor ultrasonik menggunakan logika fuzzy.

Di era modern ini, perkembangan teknologi semakin cepat dan inovatif. Terutama pada bidang teknologi yang serba terkomputerisasi. Saat ini sistem tidak hanya ditanamkan (Embedded System) pada komputer saja, melainkan dapat pula ditanamkan pada sebuah kepingan IC mikrokontroler. Teknologi sensor dan penggerak (actuator) juga mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Berbagai sistem otomatisasi dapat dibangun dengan teknologi-teknologi mikrokontroler, sensor dan penggerak, yang sangat membantu kegiatan manusia. Kedepan teknologi otomatisasi akan menjadi prioritas utama untuk diteliti, selain penelitian mengenai sumberdaya terbarukan dan lain sebagainya. Saat ini pengaturan pintu air masih dilakukan oleh petugas yang bersangkutan. Sistem pengaturan pintu manual masih banyak kelemahan, diantaranya: meluapnya air sungai sampai ke-pemukiman penduduk yang mengakibatkan banjir serta dampak yang negative bagi penduduk sekitar. Dalam Love and Josephson, 2004, Hagan dan Mays (1981) mendefinisikan human error sebagai “kegagalan dari manusia untuk melakukan tugas yang telah didesain dalam batas ketepatan, rangkaian, atau waktu tertentu”. kelemahan-kelemahan keaman pintu di atas, sangat riskan dan merugikan.

·        
                  Logika Fuzzy Sugeno
Perancangan pintu air otomatis ini menggunakan metode Logika Fuzzy yaitu peningkatan dari logika Boolean yang mengenalkan konsep kebenaran sebagian. Di mana logika klasik menyatakan bahwa segala hal dapat diekspresikan dalam istilah binary (0 atau 1, hitam atau putih, ya atau tidak), logika fuzzy menggantikan kebenaran boolean dengan tingkat kebenaran. Sedangkan Logika Fuzzy sugeno adalah Penalaran dengan metode Sugeno hampir sama dengan penalaran Mamdani, hanya saja output (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Michio Sugeno mengusulkan penggunaan singleton sebagai fungsi keanggotaan dari konsekuen. Singleton adalah sebuah himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang pada titik tertentu mempunyai sebuah nilai dan 0 di luar titik tersebut. Ada 2 model fuzzy dengan metode Sugeno yaitu sebagai berikut:
·         Orde-Nol, Bentuk Umum :
IF (X is A ) (X is A ) (X is A ) (X is A ) THEN z = k
dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-I sebagai anteseden, dan k adalah konstanta (tegas) sebagai konsekuen.
·         Orde-satu, Bentuk Umum :
IF (X is A ) …. (X is A ) THEN z = p
dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-I sebagai anteseden, dan pi adalah suatu konstanta ke-I dan q merupakan konstanta dalam konsekuen. Perbedaan antara Mamdani dan Sugeno ada pada konsekuen. Sugeno menggunakan konstanta atau fungsi matematika dari variabel input:
IF x is A
AND y is B       THEN z is f(x, y)
dimana x, y dan z adalah variabel linguistik; A dan B himpunan fuzzy untuk X dan Y, dan f(x, y) adalah fungsi matematik.
IF x is A
AND y is B       THEN z is k

·         Definisi Raspberry Pi
Raspberry Pi adalah komputer berukuran kartu kredit yang dikembangkan di Inggris oleh Yayasan Raspberry Pi dengan tujuan untuk mempromosikan pengajaran ilmu pengetahuan dasar komputer di sekolah. Raspberry Pi diproduksi melalui lisensi manufaktur yang berkaitan dengan elemen 14/ Premier Farnell dan RS komponen.






·         Sensor Ultrasonik
Sensor Ultrasonik merupakan sensor ultrasonik yang dapat mendeteksi jarak obyek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonic dengan frekuensi 40 KHz dan kemudian mendeteksi pantulannya. Sensor ini dapat mengukur jarak antara 3 cm sampai 300 cm. keluaran dari sensor ini berupa pulsa yang lebarnya merepresentasikan jarak.
Gambar 1. Sensor Ultrasonik

Lebar pulsanya bervariasi dari 115 uS sampai 18,5 mS. Pada dasanya, terdiri dari sebuah pembangkit sinyal 40KHz, sebuah speaker ultrasonik dan sebuah mikropon ultrasonik. Speaker ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara mikropon ultra berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya.

·         Relay

Gambar 2. Struktur Relay

Relay merupakan sebuah komponen elektromagnetik yang dapat mengubah kontak kontak saklar yang ada di dalamnya pada waktu mendapat sinyal listrik

·         Motor Servo
Motor servo adalah sebuah motor DC yang dilengkapi rangkaian kendali dengan system closed feedback yang terintegrasi dalam motor tersebut. Pada motor servo posisi putaran sumbu (axis) dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor servo disusun dari sebuah motor DC, gearbox, variabel resistor (VR) atau potensiometer dan rangkaian kontrol.
Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas maksimum putaran sumbu (axis) motor servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang pada pin kontrol motor servo.


Pada diagram blok pada gambar 3 merupakan gambar keseluruhan sistem pintu air otomatis menggunakan logika fuzzy yang menjelaskan tentang alur kerja keseluruhan sistem. Mulai sistem kontrol keamanan pintu menggunakan pengenalan jarak dan sistem kontrol pintu otomatis menggunakan logika fuzzy.
Gambar 3. Diagram Blok

Keluaran dan Aksi dari Sistem Pintu Air Otomatis Menggunakan Logika fuzzy berupa pengaturan sensor ultrasonik dan motor servo yang berjalan mengikuti tinggi rendahnya permukaan air yang berada di atas dan bawah pintu air. Hasil dari inputan itu kemudian akan diolah di dalam Resberry Pi untuk bisa mengatur kipas sensor dan motor servosesuai debit air. Dengan tampilan notifikasi lampu darurat dan buzer.
Gambar 4. Rangkaian Sistem


Perancangan fuzzy logic di simulasikan pada software MatLab, berbentuk masukan crips dari 2 input lalu di fuzzifikasikan dengan syarat menentukan fungsi keanggotan dari masing – masing input. Proses tersebut merupakan masukan fuzzy yang akan di olah pada proses evaluasi aturan ( interface ) dengan menerapkan istilah IF-THEN atau jika maka. Setelah menentukan evaluasi aturan di dapatlah keluaran fuzzy namun keluaran tersebut masih berbentuk kata liguistik / tidak memiliki nilai (sangat cepat, cepat, sedang,…), sehingga kita harus melakukan proses defuzifikasi untuk mengembalikan nilai tegas / menentukan keluaran tersebut berbentuk nilai yang dapat di ketahui oleh mikrokontroler contoh defuzifikasi dari sangat cepat pada keluaran fuzzy adalah PWM 80% - 100%.



  • ·         Proses masukan crips

Gambar 5. Gambar Masukan Crips I


Masukan Crips I pada kecepatan memiliki 3 fungsi keanggotan berupa lambat, sedang, laju.
Fuzzifikasi untuk Lambat ialah 0 rpm – 1000 rpm
Fuzzifikasi untuk Sedang ialah 500 rpm – 2000 rpm
Fuzzifikasi untuk Laju ialah 1650 rpm – 2700 rpm
 

Gambar 6. Gambar Masukan Crips II


Masukan Crips II pada jarak memiliki 5 fungsi keanggotan berupa sangat dekat, dekat, sedang, jauh, sangat jauh.

Adapun proses fuzzifikasi dari fungsi keanggotan tersebut ialah :
Fuzzifikasi untuk Sangat dekat : 0 cm – 10 cm
Fuzzifikasi untuk Dekat          : 5 cm – 20 cm
Fuzzifikasi untuk Sedang        : 15 cm – 30 cm
Fuzzifikasi untuk Jauh            :25 cm – 40 cm
Fuzzifikasi untuk Sangat jauh : 35 cm – 50 cm


  • Perancangan Evaluasi aturan
Gambar 7. Gambar Penentuan Rule pada MatLab


Evaluasi aturan dari 2 masukan crips sebagai berikut :

Jika Kecepatan = Lambat, Jarak = Sangat dekat, Maka PWM = Sangat Pelan
Jika Kecepatan = Lambat, Jarak = Dekat, Maka PWM = Pelan
Jika Kecepatan = Lambat, Jarak = Sedang, Maka PWM = Pelan
Jika Kecepatan = Lambat, Jarak = Jauh, Maka PWM = Pelan
Jika Kecepatan = Lambat, Jarak = Sangat Jauh, Maka PWM = Sedang
Jika Kecepatan = Sedang, Jarak = Sangat dekat, Maka PWM = Pelan
Jika Kecepatan = Sedang, Jarak = Dekat, Maka PWM = Sedang
Jika Kecepatan = Sedang, Jarak = Sedang, Maka PWM = Sedang
Jika Kecepatan = Sedang, Jarak = Jauh, Maka PWM = Sedang
Jika Kecepatan = Sedang, Jarak = Sangat Jauh, Maka PWM = Cepat
Jika Kecepatan = Laju, Jarak = Sangat dekat, Maka PWM = Sedang
Jika Kecepatan = Laju, Jarak = Dekat, Maka PWM = Cepat
Jika Kecepatan = Laju, Jarak = Sedang, Maka PWM = Cepat
Jika Kecepatan = Laju, Jarak = Jauh, Maka PWM = Cepat
Jika Kecepatan = Laju, Jarak = Sangat Jauh, Maka PWM = Sangat Cepat


Keterangan :
Pada Jarak :
SD = Sangat dekat
D = Dekat
S = Sedang
J = Jauh
SJ = Sangat Jauh

Pada Kecepatan :
Lbt = Lambat
S = Sedang
Lj = Laju
Pada Output PWM :
SP = Sangat Pelan
P = Pelan
S = Sedang
C= Cepat
SC = Sangat Cepat


Gambar 8. Tampilan Evaluasi aturan pada Mat Lab

 Gambar 9. Grafik Surface Matlab


  • ·         Perancangan Defuzifikasi
Gambar 10. Penentuan Defuzifikasi


Defuzifikasi merupakan memproses keluar fuzzy yang telah melewati langkah evaluasi aturan yang ber output berupa fungsi keanggotan berupa Sangat Pelan, Pelan, Sedang, Cepat, Sangat Cepat menjadi nilai tegasnya. Fungsi keanggotan pada keluaran ini akan di ubah menjadi nilai yang dapat di identifikasikan oleh mikrokontroler ATMega8535
Adapun nilai tegas yang di defuzifikasi dari keanggotan keluaran fuzzy tersebut
berupa :
Pada Sangat Pelan = PWM 0 % - 20 %
Pada  Pelan            = PWM 10 % - 40 %
Pada Sedang          = PWM 30 % - 60 %
Pada Cepat             = PWM 50 % - 80 %
Pada Sangat Cepat = PWM 70 % - 100 %

6. Link Download [kembali]
    Download file

7. Video [kembali]
     

 
© Copyright 2035 dio okta mandala
Theme by Yusuf Fikri